Manajemen
laboratorium ialah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menggerakkan sekelompok
orang, peralatan, fasilitas, serta segala objek fisik lainya yang berada dalam
sebuah laboratorium secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan serta
sasaran tertentu yang diharapkan dari laboratorium tersebut. Prosedur
Pengelolaan Laboratorium merupakan serangkaian tindakan yang harus dilakukan
oleh pengelola laboratorium agar dapat menjamin mutu dari laboratorium dan
aktivitas didalam laboratorium bisa dilaksanakan dengan baik. Prosedur pengelolaan laboratorium merupakan semua langkah yang harus dilakukan oleh pengelola laboratorium agar laboratorium yang dikelolanya bermutu bagus. Langkah-langkahnya meliputi, perncanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta penyempurnaan (P4). Tindakan
tersebut dapat meliputi perencanaan, penataan dan organisasi, pengadministrasian dan pengamanan, perawatan serta pengawasan.
1.Perencanaan
Perencanaan
laboratorium pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang semua kegiatan
yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, serta dana yang
dibutuhkan agar mencapai tujuan yang diharapkan dari laboratorium.
Kegiatan yang dilakukan
dalam fungsi perencanaan untuk laboratorium sekolah antara lain:
·
Menyusun tujuan serta
target yang diharapkan dari laboratorium.
·
Membuat rancangan
strategi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
·
Membuat daftar sumber
daya yang diperlukan.
·
Membuat standar
keberhasilan dalam proses pencapaian tujuan sekolah.
Untuk membuat
perencanaan yang baik dan matang, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi,
yaitu:
·
Tujuan jelas dan
gamblang.
·
Mungkin untuk
dilaksanakan.
·
Mencantumkan analisis
bidang kerja yang akan dilakukan.
·
Tidak kaku dan fleksibel
sesuai perkembangan kebutuhan laboratorium sekolah.
·
Setiap rencana mempunyai
keseimbangan antara tanggung jawab dan tujuan yang hendak dicapai.
·
Rencana dibuat dengan
efektif dan bermanfaat bagi sekolah.
Fungsi perencanaan akan
memberikan manfaat berupa:
·
Efektivitas dalam
kinerja sekolah.
·
Meminimalisir risiko
kesalahan dalam pengambilan keputusan.
·
Mudah untuk melakukan
pengawasan dalam laboratorium.
·
Penting untuk menjadi
patokan dalam pelaksanaan kerja di laboratorium.
2. Penataan
dan organisasi
Kegiatan yang dilakukan
dalam fungsi penataan dan organisasi ini mencakup:
·
Pengalokasian sumber
daya termasuk penyusunan dan penetapan prosedur.
·
Penataan alat dan bahan
merupakan suatu proses
pengaturan alat ataupun bahan di laboratorium agar tertata dengan baik dan bila
membutuhkannya kita dapat mencarinya dengan mudah.
·
Pembentukkan struktur yang
menunjukkan detail kewenangan.
·
Proses rekutmen,
melakukan seleksi, hingga pelatihan dan mengembangkan kompetensi sumber daya
manusia yang dibutuhkan.
·
Pemetaan petugas pada
bagian dan bidang yang pas.
Terdapat tiga unsur
penting yang menjadi bagian dari fungsi organisasi. Pertama adalah sumber daya
manusia untuk dikelola. Unsur kedua merupakan rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan oleh organisasi, sedangkan yang ketiga adalah pengarahan aktivitas
untuk memenuhi target.
Dengan menerapkan
pengorganisasian yang matang, manajemen akan memperoleh manfaat sebagai
berikut:
·
Pemetaan bidang kerja
yang jelas.
·
petugas tidak akan
mengalami kebingungan dalam menjalankan pekerjaan, karena telah memahami
tugasnya.
·
Proses pembagian tugas
tidak kaku, melainkan dapat dibuat sesuai dengan kondisi
laboratorium.
3.Pengadministrasian
laboratorium
Merupakan suatu proses pencatatan ataupun investarisasi fasilitas serta aktifitas
laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat maka semua fasilitas serta
aktifitas laboratorium dapat teroganisi dengan sistmatis. Kegiatan administrasi
merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan, karena itu perlu dipersiapkan
dan dilakukan dengan baik dan teratur
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi
yang ada di laboratorium, yang antara lain terdiri atas :
a. Inventarisasi
peralatan laboratorium yang ada.
b. Daftar kebutuhan alat
baru, atau alat tambahan, alat-alat yang rusak, dan atau alat-alat yang
dipinjam/dikembalikan.
c. Keluar masuk surat
menyurat.
d. Daftar pemakaian
laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum / percobaan yang ada.
e. Daftar inventarisasi
bahan-bahan kimia (chemikalia) dan non kimia (non chemikalia),
bahan-bahan gelas dan sebagainya.
f. Daftar
penerimaan barang serta daftar pembelian barang.
g. Daftar inventaris alat
–alat mebelair (kursi, meja, bangku, lemari, dsb).
h. Sistem evaluasi dan
pelaporan.
Untuk memudahkan
pemeriksaan alat dan bahan laboratorium perlu dilakukan inventarisasi yang
sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat pada suatu buku atau secara komputasi
sebagai daftar induk. Hal-hal yang umum diperlukan pada inventarisasai
mencakup:
1. Kode
Alat/bahan
2. Nama
alat/bahan
3. Spesifikasi
alat/bahan (Merk, tipe, dan pabrik pembuat alat)
4. Sumber
pemberi alat dan tahun pengadaannya
5. Tahun
penggunaan
6. Jumlah
atau kuantitas
7. Kondisi
alat, baik atau rusak
4.Pengamanan, perawatan, serta
pengawasan.
Prosedur
pengamanan diperlukan untuk mengidentifkasi bahan-bahan mana yang berbahaya dan
perlu penanganan dengan hati-hati, dan bahaya apa yang mungkin dapat
ditimbulkan oleh suatu eksperimen. Hal-hal yang berbahaya tersebut antara
lain adalah:
1. Luka, yang mungkin
disebabkan oleh benda yang tajam, pecahan kaca, atau luka bakar
2. Tertelan zat yang beracun
3. Pingsan disebabkan
karena menghirup gas yang beracun
4. Terkena kejutan
listrik
5. kebakaran, yang
disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab yang lain.
Perawatan peralatan merupakan
bagian dari kegiatan pengelolaan laboratorium yang paling penting dilakukan
untuk menjaga agar peralatan laboratorium dapat digunakan sesuai
dengan batas usia pakainya. Kegiatan memelihara dan
merawatperalatan laboratorium dapat meliputi kegiatan
membersihkan peralatan, memperbaiki bagian-bagian alat yang rusak, mengganti
bagian alat yang hilang dan menyimpan alat sesuai dengan daftar
inventaris .
Kegiatan perawatan itu
sebaiknya dijadwalkan dan dicatat sehingga dapat memberikan informasi tentang
riwayat alat sejak dari pembelian , pamakaian, pemeliharaan sampai habis usia
pakainya.
Dalam sebuah
laboratorium, pengamanan merupakan komponen penting yang diperlukan untuk
menjaga mutu. Suatu laboratorium harus didesain agar selalu terjaga
efektifitas serta efisiensi kerja didalamnya. Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium dapat dihilangkan atau dikurangi jika fasilitas laboratorium mencukupi kebutuhan, misalnya:
1. laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di dalamnya,
2. terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para pekerja di laboratorium,
3. ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4. paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik,
5. pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur pemasangannya,
6. menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya,
7. stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,
8. tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,
9. tersedianya tempat yang cukup untuk menyimpan alat dan bahan,
10. tersedianya kotak P3K,
11. Alat atau bahan untuk memadamkan kebakaran.
Dari uraian diatas, ada beberapa pertanyaan yang menurut penulis perlu didiskusikan;
1. Bagaimanakah gambaran ideal suatu laboratorium IPA di Sekolah?
2. Sudahkah fungsi-fungsi manajemen laboratorium terlaksana dengan baik di sekolah?
3. Apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan fungsi laboratorium IPA di Sekolah?
Terima kasih.