Jumat, 27 April 2018

PEMUSNAHAN ALAT TIDAK TERPAKAI

Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang tidak hanya memperhatikan masalah ketelitian analisa saja. Akan tetapi laboratorium yang baik juga harus memperhatikan masalah pembuangan limbah, yaitu dalam bentuk alat dan bahan yang tidak terpakai. Artikel ini hanya membahas tentang alat laboratorium, khususnya laboratorium Kimia. Terdapat berbagai macam atau jenis dari alat-alat di laboratorium, semuanya memiliki fungsi, manfaat dan kegunaan masing-masing. 

Berikut ini adalah daftar dan bemacam-macam jenis peralatan laboratorium atau alat-alat laboratorium yang biasa digunakan di laboratorium kimia.
  1. Labu Ukur 
  2. Gelas Beaker/Gelas Piala
  3. Buret
  4. Erlenmeyer
  5. Gelas Ukur
  6. Corong Pisah
  7. Kondensor Kimia
  8. Filler
  9. Pipet Ukur dan Tetes
  10. Batang Pengaduk
  11. Tabung Reaksi
  12. Spatula
  13. Kawat Nikrom
  14. Hot Hands
  15. Kertas Saring
  16. Kaki Tiga
  17. Kawat Kasa
  18. Pipa Karpiler
  19. Desikator
  20. Tabel Universal
  21. Gelas Arloji atau Kaca Arloji
  22. Rak Tabung Reaksi
  23. Penjepit Tabung Reaksi
  24. Hot Plate
  25. Corong Gelas
  26. Sikat Tabung Reaksi dll
  27.  Pipet Gondok atau Pipet Volume

Secara umum ada 2 cara pemusnahan alat laboratorium Kimia:
1.Pemusnahan alat gelas
  Alat gelas yang tidak terpakai atau masa pakainya sudah habis dimusnahkan dengan cara dikubur        dalam tanah dengan kedalaman 1 meter atau dibuang pada tempat pengolahan limbah kaca.
2. Pemusnahan alat non gelas 
Alat non gelas dibakar pada tempat yang agak jauh dari lokasi laboratorium.

Pada artikel ini penulis akan membahas bagaimana memusnahkan alat-alat gelas yang sudah pecah. 


a. Jika ada alat kaca pecah, maka sebaiknya kita data terlebih dahulu alat kaca yang pecah tersebut. Pendataan alat diperlukan untuk mengetahui jumlah dan apa saja alat yang masih tersedia serta yang sudah tidak terpakai.


b. Kemudian kita kumpulkan pecahan kaca tersebut. Pisahkan alat dari kaca yang sudah retak dan pecah untuk dimasukkan ke tempat yang sudah disediakan. Dalam melakukannya perlu hati-hati dan menggunakan sarung tangan yang aman. 



c. Pecahan kaca tersebut kita masukkan kedalam wadah khusus dan tertutup untuk menampung pecahan kaca di dalam laboratorium.


d. Setelah pecahan kaca cukup banyak, kita pindahkan ke wadah penampungan yang lebih besar.

e. Pastikan selalu menggunakan sarung tangan yang tebal dalam melakukannya.

f. Setelah cukup banyak, kemudian dibawa ke tempat pembuangan limbah kaca yang akan di daur ulang.


g. Limbah kaca sudah dibuang ke tempat penampungan untuk didaur ulang.

      Demikianlah artikel singkat tentang bagaimana pembuangan atau pemusnahan alat-alat laboratorium yang tidak lagi digunakan. Selain ditimbun dalam tanah, alat-alat tersebut juga bisa dibuang ke tempat penampungan limbah kaca untuk di daur ulang. Berikut adalah tautan video lengkap bagaimana pecahan kaca yang tidak terpakai tersebut dibuang:
https://youtu.be/riEQ2ROzFcc
https://youtu.be/P7NCs1_ThOI     

Tindak lanjut berdasarkan keputusan dari manajemen yang menyatakan bahwa barang-barang tersebut dimusnahkan atau disingkirkan dari area kerja maupun lingkungan Laboratorium, maka pada pelaksanaanya memerlukan pembuatan catatan berita acara yang sekurang-kurangnya memuat :
  • keterangan tempat, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukannya pemusnahan;
  • keterangan tentang pelaksanaan pemusnahan; dan
  • tanda tangan dan nama jelas pejabat yang melaksanakan pemusnahan;
  • tanda tangan dan nama jelas saksi-saksi.


Dari artiket tersebut, ada beberapa pertanyaan yang sekiranya perlu didiskusikan:
1. Jika tidak lagi digunakan, bolehkah alat laboratorium tersebut dijual sebagai barang bekas? atau harus dimusnahkan?


2. Apabila alat tersebut masih layak digunakan, adakah alasan lain yang lebih penting agar alat tersebut dimusnahkan?

Terima kasih

Minggu, 15 April 2018

BASIC LABORATORY SKILL: PERSIAPAN


Laboratorium merupakan suatu tempat untuk melakukan percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Depdikbud (2003) menyatakan bahwa laboratorium adalah suatu ruangan yang tertutup tempat percobaan eksperimen dan penelitian. Selain itu, laboratorium juga merupakan tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.

Bagi peserta didik diadakannya praktikum selain dapat melatih bagaimana penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga membantu pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan di kelas. Selain itu, jika peserta didik memiliki rasa ingin tahu tinggi, maka melalui praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya secara nyata. Dalam praktikum diperlukan berbagai keterampilan, yaitu keterampilan sebelum praktikum, saat praktikum dan setelah praktikum.

Berikut ini adalah keterampilan dasar yang perlu dikuasai sebelum melakukan praktikum:
a. Mengetahui kelengkapan apa saja yang wajib digunakan dalam praktikum.

Diperlukan berbagai kelengkapan seperti jas lab, masker, sarung tangan, sepatu ket, dan sebagainya. Kelengkapan ini umumnya dipakai sebelum melakukan praktikum di laboratorium, yang untuk menjaga keamanan praktikan serta alat dan bahan yang digunakan.
b. Mengetahui macam-macam alat dalam laboratorium beserta fungsinya

Pengetahuan ini diperlukan agar penggunaan alat dapat efektif. Selain itu, alat-alat di laboratorium biasanya sensitive dan penggunaannya spesifik sesuai petunjuk dan keperluan.
c. Mengetahui zat-zat kuat yang dapat membahayakan tubuh

Bahan-bahan dalam laboratorium IPA biasanya berupa zat-zat kimia. Bahan kimia dapat dikenali melalui sifat dan wujudnya. Sifat bahan kimia berupa asam, basa dan bentuk garam. Wujud bahan kimia dapat berbentuk padatan, cairan, dan gas. Bahan juga dapat dikenali dengan menggunakan indera misalnya tembaga sulfat bentuk kristal warna biru, iodium bentuk kristal berwarna coklat ungu. Sebelum mengenali bahan sebaiknya dikenali dahulu sifatnya dengan melihat simbol bahaya yang tercantum pada label.
d. Menguasai konsep/ teori dasar mengenai praktikum

Konsep/ teori dasar biasanya dipelajari sebelum melakukan praktikum di laboratorium. Peserta didik diberikan bahan ajar yang bisa dibaca dan dipelajari sebelum praktikum. Sebelum praktikum, konsep tersebut diuji coba dengan memberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab.
e. Mengetahui prosedur yang akan dilakukan dalam prktikum

Prosedur praktikum biasanya diberikan dalam bentuk modul praktikum atau lembar kerja siswa. Prosedur ini dapat berupa cara kerja atau langkah kerja yang harus dilakukan langkah demi langkah sesuai urutannya.
f. Mengetahui alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum.

Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian label terhadap jenis-jenis alat dan bahan di laboratorium. Pemberian label terhadap jenis – jenis bahan diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan. Cara penyimpanan bahan-bahan di laboratorium memerlukan pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta kemungkinan interaksi antara bahan serta kondisi yang mempengaruhinya.
g. Mengetahui cara penggunaan alat dalam laboratorium

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat laboratorium.
h. Mengetahui cara mensterilkan atau mengkalibrasi alat-alat dalam laboratorium

Sebelum melakukan praktikum, hendaknya memeriksa alat-alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian. kebersihan meja praktikum serta penataan alat dan zat-zat kimia harus tertata dengan baik.

Pada artikel ini penulis hanya membahas tentang point (g) Mengetahui cara penggunaan alat dalam laboratorium. Dalam artikel ini penulis  mengambil contoh keterampilan sebelum praktikum Destilasi , yaitu alat apa saja yang digunakan dalam praktikum destilasi dan bagaimana penggunaannya. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan.
Alat- alat yang akan digunakan pada praktikum Destilasi yaitu satu set alat destilasi: labu alas bulat, termometer, kondensor, penghubung, Erlemeyer atau dapat diganti labu penampung hasil destilasi, selang pendingin, statif dan klem, karet termometer dan elektromantel.
Berikut adalah cara penggunaan alat-alat yang digunakan pada praktikum destilasi sederhana:

1.       Elektromantel digunakan untuk memanaskan cairan dalam labu alas bulat. Elektromantel    dinyalakan dengan energi listrik. Dengan elektromantel suhu cairan yang dipanaskna dapat diatur sesuai kebutuhan, dan perlu sering diawasi bila terlihat suhu pada termometer terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sebelum menggunakannya, pastikan alat detilasi sudah terpasang secara lengkap serta cairan yang akan didestilasi sudah dimasukkan.



          2. Labu alas bulat digunakan sebagai wadah cairan yang akan didestilasi. Memasangnya perlu hati-hati dan pas di atas elektromantel.


       3. Statif digunakan untuk menegakkan labu ukur dan klem digunakan sebagai penjepit labu ukur             tersebut. Pastikan menyetelnya  cukup erat namun jangan terlalu keras, perlu hati-hati agar                   bagian labu kaca yang dijepit tidak pecah.

      4. Penghubung digunakan untuk menyambung labu alas bulat dengan kondensor. Memasangnya biasanya perlu ditambahkan lem agar lebih rapat dan tidak ada udara maupun cairan yang bisa keluar.

      5. Kondensor digunakan sebagai pendingin cairan yang akan diuapkan melewati kondensor. Kondensor dipasang agar terhubung dengan labu cairan yang di destilasi dengan labu penampung hasil destilasi.

    6. Penghubung kedua digunakan untuk menghubungkan kondensor dengan labu ukur. Sama dengan yang lain, penghubung ini biasanya juga diberi lem agar tidak ada udara dan cairan yang keluar.

    7. Labu ukur dipasangkan dengan penghubung untuk menampung hasil destilasi melalui                      kondensor. Meletakkan labu ukur ini harus tepat dibawah tempat cairan hasil destilasi keluar, serta pastikan labu ukur tersebut memiliki ukuran yang cukup untuk menampung semua hasil destilasi.


     8.  Statif dan klem diperlukan juga untuk tempat memasang dan menegakkan labu hasil destilasi.        Pastikan dalam memasangnya cukup kuat dan pas.

    9. Selang air digunakan untuk mengalirkan air ke kondensor dan dari kondensor ke pembuangan. Selang air ini perlu dinyalakan terlebih dahulu minimal tepat sebelum cairan mulai menguap. Tapi sebaiknya saat mulai pemanasan cairan, selang air ini sudah dinyalakan.
    10. Karet pada termometer digunakan agar termometer terpasang sempurna pada labu alas bulat      agar tidak ada cairan yang menguap keluar, sehingga semua cairan yang menguap akan melalui kondensor. Posisi karet juga diatur agar posisi termometer pas untuk mengukur suhu dalam labu destilasi.


    11. Termometer dipasang diatas labu alas bulat. Termometer digunakan untuk mengukur suhu dari     cairan yang dipanaskan sehingga suhu dapat dijaga sesuai yang diperlukan. Pastikan termometer sudah dipasang sebelum pemanas dinyalakan. Termometer ini perlu selalu diawasi agar sesuai suhu yang diharapkan.

     Umumnya, gambaran alat-alat yang digunakan dalam praktikum destilasi sederhana yang sudah dipasang dengan benar adalah sebagai berikut:



Demikianlah cara penggunaan alat-alat laboratorium, khususnya dalam praktikum destilasi sederhana. Atas segala keterbatasan, penulis mohon maaf. Sebagai informasi tambahan, berikut tautan video tentang penggunaan alat destilasi sederhana: https://youtu.be/eRafdvf1urQ         


      Dari artikel diatas, ada beberapa pertanyaan yang menurut penulis layak didiskusikan, yaitu sebagai berikut:
1.      Menurut anda, apa yang akan terjadi apabila praktikum dilakukan tanpa melakukan persiapan?

2.      Bila sebelum praktikum sudah dipersiapkan alat-alatnya, apakah praktikum sudah layak dilakukan?


Demikian dan terima kasih atas perhatiannya,.

Senin, 02 April 2018

FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM LABORATORIUM

         Manajemen laboratorium ialah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menggerakkan sekelompok orang, peralatan, fasilitas, serta segala objek fisik lainya yang berada dalam sebuah laboratorium secara efektif dan efisien agar tercapai tujuan serta sasaran tertentu yang diharapkan dari laboratorium tersebut. Prosedur Pengelolaan Laboratorium merupakan serangkaian tindakan yang harus dilakukan oleh pengelola laboratorium agar dapat menjamin mutu dari laboratorium dan aktivitas didalam laboratorium bisa dilaksanakan dengan baik. Prosedur pengelolaan laboratorium merupakan semua langkah yang harus dilakukan oleh pengelola laboratorium agar laboratorium yang dikelolanya bermutu bagus. Langkah-langkahnya meliputi, perncanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta penyempurnaan (P4). Tindakan tersebut dapat meliputi perencanaan, penataan dan organisasi, pengadministrasian dan pengamanan, perawatan serta pengawasan. 

1.Perencanaan
Perencanaan laboratorium pemikiran yang sistematis, analitis, logis tentang semua kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, sdm, tenaga, serta dana yang dibutuhkan agar mencapai tujuan yang diharapkan dari laboratorium.
Kegiatan yang dilakukan dalam fungsi perencanaan untuk laboratorium sekolah antara lain:
·         Menyusun tujuan serta target yang diharapkan dari laboratorium.
·         Membuat rancangan strategi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
·         Membuat daftar sumber daya yang diperlukan.
·         Membuat standar keberhasilan dalam proses pencapaian tujuan sekolah.
Untuk membuat perencanaan yang baik dan matang, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, yaitu:
·         Tujuan jelas dan gamblang.
·         Mungkin untuk dilaksanakan.
·         Mencantumkan analisis bidang kerja yang akan dilakukan.
·         Tidak kaku dan fleksibel sesuai perkembangan kebutuhan laboratorium sekolah.
·         Setiap rencana mempunyai keseimbangan antara tanggung jawab dan tujuan yang hendak dicapai.
·         Rencana dibuat dengan efektif dan bermanfaat bagi sekolah.
Fungsi perencanaan akan memberikan manfaat berupa:
·         Efektivitas dalam kinerja sekolah.
·         Meminimalisir risiko kesalahan dalam pengambilan keputusan.
·         Mudah untuk melakukan pengawasan dalam laboratorium.
·         Penting untuk menjadi patokan dalam pelaksanaan kerja di laboratorium.

2. Penataan dan organisasi

Kegiatan yang dilakukan dalam fungsi penataan dan organisasi ini mencakup:
·         Pengalokasian sumber daya termasuk penyusunan dan penetapan prosedur.
·         Penataan alat dan bahan merupakan suatu proses pengaturan alat ataupun bahan di laboratorium agar tertata dengan baik dan bila membutuhkannya kita dapat mencarinya dengan mudah.
·         Pembentukkan struktur yang menunjukkan detail kewenangan.
·         Proses rekutmen, melakukan seleksi, hingga pelatihan dan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan.
·         Pemetaan petugas pada bagian dan bidang yang pas.
Terdapat tiga unsur penting yang menjadi bagian dari fungsi organisasi. Pertama adalah sumber daya manusia untuk dikelola. Unsur kedua merupakan rangkaian kegiatan yang telah direncanakan oleh organisasi, sedangkan yang ketiga adalah pengarahan aktivitas untuk memenuhi target.
Dengan menerapkan pengorganisasian yang matang, manajemen akan memperoleh manfaat sebagai berikut:
·         Pemetaan bidang kerja yang jelas.
·         petugas tidak akan mengalami kebingungan dalam menjalankan pekerjaan, karena telah memahami tugasnya.
·         Proses pembagian tugas tidak kaku, melainkan dapat dibuat sesuai dengan kondisi laboratorium.

3.Pengadministrasian laboratorium
Merupakan suatu proses pencatatan ataupun investarisasi fasilitas serta aktifitas laboratorium. Dengan pengadministrasian yang tepat maka semua fasilitas serta aktifitas laboratorium dapat teroganisi dengan sistmatis. Kegiatan administrasi merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan, karena itu perlu dipersiapkan dan dilakukan dengan baik dan teratur
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di laboratorium, yang antara lain terdiri atas :
a.       Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada.
b.      Daftar kebutuhan alat baru, atau alat tambahan, alat-alat yang rusak, dan atau alat-alat yang dipinjam/dikembalikan.
c.       Keluar masuk surat menyurat.
d.      Daftar pemakaian laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum / percobaan yang ada.
e.       Daftar inventarisasi bahan-bahan kimia (chemikalia) dan non kimia (non chemikalia), bahan-bahan gelas dan sebagainya.
f.       Daftar penerimaan barang serta  daftar pembelian barang.
g.      Daftar inventaris alat –alat mebelair (kursi, meja, bangku, lemari, dsb).
h.      Sistem evaluasi dan pelaporan.

Untuk memudahkan pemeriksaan alat dan bahan laboratorium perlu dilakukan inventarisasi yang sistematik. Inventarisasi ini dapat dibuat pada suatu  buku atau secara komputasi sebagai daftar induk. Hal-hal yang umum diperlukan pada inventarisasai mencakup:
1.  Kode Alat/bahan
2.  Nama alat/bahan
3.  Spesifikasi alat/bahan (Merk, tipe,  dan pabrik pembuat alat)
4.  Sumber pemberi alat dan tahun pengadaannya
5.  Tahun penggunaan
6.  Jumlah atau  kuantitas
7.  Kondisi alat, baik atau rusak

4.Pengamanan, perawatan, serta pengawasan.
Prosedur pengamanan diperlukan untuk mengidentifkasi bahan-bahan mana yang berbahaya dan perlu penanganan dengan hati-hati, dan bahaya apa yang mungkin dapat ditimbulkan oleh suatu eksperimen. Hal-hal yang berbahaya tersebut antara lain adalah:

1. Luka, yang mungkin disebabkan oleh benda yang tajam, pecahan kaca, atau luka bakar
2. Tertelan zat yang beracun
3. Pingsan disebabkan karena menghirup gas yang beracun
4. Terkena kejutan listrik 
5. kebakaran, yang disebabkan oleh hasil percobaan atau sebab yang lain.

Perawatan peralatan merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan laboratorium yang paling penting dilakukan untuk menjaga agar peralatan laboratorium dapat digunakan sesuai dengan batas usia pakainya. Kegiatan memelihara dan merawatperalatan laboratorium dapat meliputi kegiatan membersihkan peralatan, memperbaiki bagian-bagian alat yang rusak, mengganti bagian alat yang hilang  dan menyimpan alat sesuai dengan daftar inventaris .
Kegiatan perawatan itu sebaiknya dijadwalkan dan dicatat sehingga dapat memberikan informasi tentang riwayat alat sejak dari pembelian , pamakaian, pemeliharaan sampai habis usia pakainya.

Dalam sebuah laboratorium, pengamanan merupakan komponen penting yang diperlukan untuk menjaga mutu. Suatu laboratorium harus didesain agar selalu terjaga efektifitas serta efisiensi kerja didalamnya.  Bahaya atau kecelakaan yang mungkin terjadi dalam laboratorium dapat dihilangkan atau dikurangi jika fasilitas laboratorium mencukupi kebutuhan, misalnya:
1. laboratorium cukup luas atau tidak sempit agar tidak berdesakan di dalamnya,
2. terdapat lorong-lorong yang cukup lebarnya untuk lalu lalang para pekerja di laboratorium,
3. ventilasi cukup, sirkulasi udara baik,
4. paling tidak mempunyai dua buah pintu keluar dan dapat dikunci dengan baik,
5. pipa air, pipa gas, dan kabel listrik dalam keadaan baik dan teratur pemasangannya,
6. menggunakan kabel listrik yang besarnya sesuai dengan arus yang melaluinya,
7. stop kontak tidak tersembunyi dan mudah diraih,
8. tersedianya fasilitas air yang cukup dalam laboratorium,
9. tersedianya tempat yang cukup untuk menyimpan alat dan bahan,
10. tersedianya kotak P3K,
11. Alat atau bahan untuk memadamkan kebakaran.

Dari uraian diatas, ada beberapa pertanyaan yang menurut penulis perlu didiskusikan;
1. Bagaimanakah gambaran ideal suatu laboratorium IPA di Sekolah?
2. Sudahkah fungsi-fungsi manajemen laboratorium terlaksana dengan baik di sekolah?
3. Apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan fungsi laboratorium IPA di Sekolah?
 Terima kasih.

Selasa, 20 Maret 2018

SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM IPA


LABORATORIUM memiliki struktur organisasi yang setiap anggotanya memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing. Kepala sekolah dalam organisasi laboratorium memiliki tugas dan fungsi sebagai penanggungjawab. Kepala sekolah dan kepala laboratorium memiliki hubungan hierarki dalam struktur organisasi laboratorium. Dalam struktur organisasi laboratorium juga ada teknisi dan laboran yang masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi dalam laboratorium. Aspek personal dalam manajemen mutu berkaitan dengan kompetensi dari setiap tenaga yang ada di laboratorium. Kompetensi yang harus dimiliki setiap kepala laboratorium, teknisi, dan laboran mengacu pada standar pemerintah No. 26 Tahun 2008. Adapun kompetensi yang harus dimiliki antara lain: 
1.       kompetensi kepribadian
2.       kompetensi sosial
3.       kompetensi manajerial
4.       kompetensi administratif
5.       kompetensi profesional
Sebuah laboratorium memerlukan EQUIPMENT. Equipment adalah peralatan yang ada di laboratorium. Adapun peralatan di laboratorium yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet tetes, pengaduk, gelas ukur, spiritus, dan segala alat yang biasa dipakai dalam praktikum dan masih banyak lagi yang lainnya. 
Dalam sebuah laboratorium juga diperlukan MANAJEMEN YANG BAIK DALAM MENGATUR INFORMASI. Informasi dibedakan berdasarkan sifatnya ada 2 yaitu akuntabilitas dan responsibilitas. Informasi yang bersifat akuntabilitas adalah informasi yang arahnya vertikal (keatas). Informasi yang bersifat akuntabilitas dapat dikatakan administratif. Informasi yang bersifat responsibilitas adalah informasi yang arahnya horizontal (kiri-kanan dan bawah). Informasi yang responsibilitas ini dapat dikatakan bersama. Saat memanajemen informasi yang ada di laboratorium harus bisa membedakan antara informasi yang bisa dibagikan ke publik dengan informasi yang tidak bisa dibagikan ke publik. Sebagai contoh, kita tidak boleh memberitahukan informasi tentang dimana membeli zat-zat kimia yang sifatnya terlarang karena dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan kriminal. Selain itu, kita sebaiknya melaporkan aliran dana yang ada di laboratorium kepada anggota organisasi laboratorium saja.  
Untuk menjaga kemanaman laboratorium perlu adanya PROSES PENGENDALIAN LIMBAH. Proses pengendalian lebih menekankan pada penggunaan bahan yang berbahaya terhadap praktikum terutama limbah. Setiap laboratorium harus memiliki tempat pembuangan limbah hasil praktikum. Sebaiknya limbah dibuang di tempat sampah yang berbeda-beda sesuai jenis limbahnya agar tidak terjadi kontaminasi ataupun kecelakaan yang dapat membahayakan keselamatan orang-orang yang ada di laboratorium. Terkait penggunaan bahan yang berbahaya dalam praktikum sebaiknya diganti dengan bahan yang lebih aman bagi keselamatan praktikan akan tetapi fungsinya sama. 
Dalam pembelian barang untuk laboratorium sebaiknya didata dahulu alat dan bahan yang ada di laboratorium. Alat dan bahan yang ada dicek kelayakannya dan jumlahnya. Apabila stok alat atau bahan tinggal sedikit sebaiknya cepat-cepat dibeli atau dipesan sebelum praktikum dilaksanakan agar tidak menghambat keterlaksanaan praktikum. Inventarisasi alat dan bahan harus terus dilakukan dan dicatat sebagai laporan kepada kepala laboratorium. Inventarisasi yang baik dapat menunjang kemajuan laboratorium. DOKUMEN yang ada di laboratorium meliputi berita acara serta dokumen-dokumen kegiatan yang ada di laboratorium. Perekaman berkaitan dengan alat yang dipakai di laboratorium. Setiap kegiatan di laboratorium harus terdokumentasi dengan baik sebagai pertanggungjawaban dalam mengelola laboratorium. OCCURED MANAGEMENT, merupakan manajemen terkait penyimpanan di laboratorium ditekankan pada antisipasi. Keamanan dan keselamatan di laboratorium harus dibuat standar operasional prosedur (SOP).  ASSESMENT  atau penilaian merupakan target ketercapaian untuk setiap jenis layanan yang ada di laboratorium. Setiap kegiatan yang ada di laboratorium haruslah dievaluasi atau dimonitoring. FACILITY AND SAFETY, fasilitas yang mendukung keselamatan kerja di laboratorium antara lain: ventilasi, lemari asam, alat pemadam kebakaran, aliran listrik, aliran air, dan sebagainya. Selain itu, gunakanlah baju lab, masker dan sarung tangan saat praktikum guna perlindungan diri dari bahaya zat ataupun alat. CUSTOMER SERVICE, customer service adalah pekerja piket kebersihan dan pelayanan yang ada di laboratorium. Sekolah yang laboratoriumnya tidak memiliki customer service bisa meminta siswa untuk membantu saat ada praktikum akan tetapi tidak mengganggu aktivitas belajar siswa tersebut. PROCESS IMPROVEMENT atau proses kemajuan terhadap laboratorium dapat dilakukan dengan cara merefleksi setiap kegiatan yang ada di laboratorium. Refleksi ini sangat penting dilakukan guna kemajuan laboratorium. Tanamkanlah prinsip: Hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Dari tulisan diatas, ada beberapa pertanyaan yang menurut penulis perlu didiskusikan.
1. Bagaimana tips dan trik agar mudah dalam mengelola Laboratorium IPA 
2. Bagaimana penataan ruangan Laboratorium IPA yang dianjurkan?
3. Apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan manfaat keberadaan Laboratorium IPA di Sekolah?

PEMUSNAHAN ALAT TIDAK TERPAKAI

Laboratorium yang baik adalah laboratorium yang tidak hanya memperhatikan masalah ketelitian analisa saja. Akan tetapi  laboratorium  yan...